BUM... SEPULUH NYAWA PUN MELAYANG

Bum... Suara yang disertai getaran kuat terasa di seluruh perkantoran kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (5/8) sekitar pukul 12.30 WIB. Lokasi peledakan bom tepat di depan Hotel JW Marriott, Mega Kuningan. Kaca-kaca berhamburan dan asap hitam tampak mengepul. Bersamaan dengan itu, puluhan pekerja berkemeja necis berhamburan keluar dari Plaza Mutiara. Maklum, setiap siang hari, banyak karyawan yang sarapan di sejumlah restoran di hotel berbintang lima itu dan Plaza Mutiara. Setelah kepekatan asap mulai berkurang, terdengar jerit dan erangan dari puluhan orang yang mengalami luka bakar atau terkena pecahan kaca.

Beberapa menit kemudian, sejumlah polisi dan petugas pemadam kebakaran datang ke lokasi. Begitu pula beberapa wartawan media cetak maupun elektronik. Namun, para jurnalis itu tak boleh mendekat. Walau demikian, mereka mencatat paling tidak nyawa sepuluh orang yang seorang di antaranya berkewarganegaraan asing melayang. Tak cuma itu, ledakan bom juga melukai sekitar 90 orang. Sedangkan 22 mobil di sekitar lokasi dipastikan hancur. Bukan main. Kejadian ini serta merta mengingatkan serangkaian pengeboman di Bali, 12 Oktober 2002.

Apa pun keterangan pejabat kepolisian maupun pejabat negeri ini, dipastikan Indonesia kecolongan lagi. Entah kebetulan atau tidak, beberapa jam setelah ledakan, Tim Penyelidik Kasus Bom Bali berdatangan ke lokasi. Mereka didampingi sejumlah tim penyelidik asing, seperti dari Australia yang turut membantu menyisir lokasi. Polisi nampaknya menyamakan peristiwa tersebut dengan ledakan di Kuta. Dikatakan polisi, mereka menduga kuat bom berdaya ledak kuat itu ditaruh di sebuah mobil Toyota Kijang. Sejauh ini, penyidik masih meneliti nomor sasis dan memburu pemilik mobil tersebut. Hampir persis dengan skenario yang diungkap polisi dari Tragedi Pulau Dewata yang menewaskan lebih dari 180 orang yang kebanyakan turis asing itu.

Jamaah Islamiyah terlibat? Keburu pagi memang menyimpulkan hal itu meski pihak tertentu gencar menghembuskan isu tersebut. Apalagi, para terdakwa Kasus Bom Bali belum divonis. Kalau boleh berhipotesis, intelijen asing mungkin terlibat, entah itu Australia atau Amerika Serikat. Mereka mungkin kesal lantaran peradilan Indonesia dinilai bertele-tele untuk memvonis Imam Samudra cs. Sekalian mengadu domba umat Islam, tentunya.

Hipotesis yang lebih ekstrim lagi, mereka kesal lantaran kaum Muslim Indonesia tak termakan kampanye penggayangan terorisme global. Atau, peledakan bom itu bagian dari persaingan politik tingkat tinggi antarkelompok elite di negeri ini yang kancah pertempurannya di segala aspek kehidupan. Gila benar...(ANS)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELEPAS KOLEKSIAN, MELEPAS KENANGAN (BAGIAN 1)