DUNIA LIMA PULUH DELAPAN TAHUN YANG LEWAT
(Refleksi Dirgahayu Republik Indonesia)


BESOK, sebagian besar rakyat sepenjuru Tanah Air maupun yang berdiam di luar negeri merayakan Independence Day atau hari ulang tahun ke-58 kemerdekaan Republik Indonesia. Sesuai tradisi, perayaan kemerdekaan atau lebih dikenal dengan 17-an itu lebih menonjolkan apel atau upacara bendera. Baik di Istana Merdeka, Jakarta, ataupun sejumlah kelurahan di pelosok Tanah Air. Hari kemerdekaan juga ditandai dengan pemasangan bendera dan umbul-umbul di berbagai sudut, baik di perkampungan maupun jalan protokol di perkotaan. Sedangkan seremonial upacara bendera kerap kali dipenuhi petatah-petitih akan makna kemerdekaan atau mengingat semangat juang Angkatan 1945. Upacara berakhir, pesta maupun lomba pun dimulai. Begitulah tradisi peringatan 17 Agustus 1945 yang berlangsung setiap tahun.

Tunggu dulu! Apakah cukup sampai di situ? Kalau boleh berandai-andai, Republik Indonesia mungkin tak ada bila saja Adolf Hitler tidak menyerang sejumlah negara Eropa pada tahun 1939. Dan, Sukarno-Hatta mungkin tak mengemundangkan Proklamasi pada 17 Agustus 1945--meski dijanjikan Jepang--bila saja etnis Yahudi tidak diusir dari Jerman yang kemudian hijrah ke Amerika Serikat. Buktinya, ribuan orang Yahudi yang sebagian di antaranya ilmuwan itu--seperti Albert Einstein--berbondong-bondong imigrasi ke Negeri Paman Sam, sebelum atau saat kecamuk Perang Dunia II. Ternyata, sejumlah fisikawan dengan bimbingan Einstein menggarap Manhattan Project. Proyek yang memang disiapkan AS dalam perlombaan dunia--Jepang dan Jerman juga giat mencari formulasi tepat buat menciptakan bom penghancur massal--untuk membuat bom atom. AS akhirnya berhasil membuat bom dahsyat tersebut. Berturut-turut, tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, dibom atom. Praktis, Jepang bertekuk lutut tanpa syarat kepada Sekutu menyusul kekalahan Jerman, beberapa bulan sebelumnya. Berita kekalahan Dai Nippon itulah yang mendorong para pemuda-pemudi Indonesia mendesak para founding fathers segera mengumumkan kemerdekaan. Merdeka, bung!(ANS)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELEPAS KOLEKSIAN, MELEPAS KENANGAN (BAGIAN 1)