Bangsa Kozak yang Suka Berperang

KEJAYAAN Prancis dan keharuman nama Napoleon Bonaparte bolehlah menjulang. Dunia pun mengakui bahwa ambisi Napoleon mencengkeram Eropa dan Asia hampir tercapai bila saja Konsul Prancis itu tak dikalahkan oleh gabungan pasukan Inggris dan Austria di Waterloo, 1815. Namun tiga tahun sebelumnya, pria kelahiran Corsica itu juga harus mengakui kegigihan tempur para pejuang Bangsa Kozak atau Cossack. Bangsa yang memang gemar berperang ini adalah palang utama bagi Napoleon untuk mencaplok wilayah Rusia. Tak terkira jumlah pasukan Prancis yang dibantai para patriot Kozak. Bila beruntung selamat, pasukan Negeri Revolusi itu dihadang badai salju dan kelaparan. Pena sejarah mencatat, tak kurang dari 600 ribu serdadu Prancis tewas terbunuh atau terbenam di padang salju.

Luar biasa memang. Semangat tempur yang tinggi memang tak terlepas dari watak khas Bangsa Kozak. Watak mereka adalah periang, pemberani, dan suka berperang untuk menegakkan kebenaran. Kalau membuka lembaran sejarah Prancis, ada penjelasan yang menggambarkan orang Kozak sebagai anggota pasukan kavaleri hebat yang pernah dimiliki Kekaisaran Rusia atau Dinasti Tsar. Dicatat pula, orang Kozak adalah salah satu bangsa yang mampu mengalahkan Napoleon. Sebagai penghormatan, orang Prancis yang hidup pada abad XIX berpandangan bahwa orang Kozak adalah kesatria yang memiliki keunikan tersendiri.

Tak cuma Prancis, sejarah Cina pun mencatat bahwa orang Kozak adalah ujung tombak orang Rusia, penunggang kuda yang memajukan batas Kekaisaran Rusia di atas pelana mereka. Selain dua negara tersebut, kalangan militer di seluruh dunia juga mengagumi orang Kozak. Terutama semangat tinggi orang Kozak terhadap korps, keperwiraan, keteguhan, dan kebiasaan mereka yang kerap melakukan perbuatan di luar kebiasaan atau selalu menjangkau untuk hal yang mustahil.

Kalangan terpelajar Rusia periode Kekaisaran Rusia--rentang pertengahan Abad XV hingga awal Abad XX--mengagumi andil besar orang Kozak dalam mendirikan Dinasti Romanoff sebagai penguasa Rusia. Di sisi lain, pemimpin Bangsa Kozak seperti Razin dan Pugachov adalah pelindung pendeta, kalangan liberalis, dan orang revolusioner yang gigih berjuang melawan Romanoffs.

Kemasyuran Bangsa Kozak tak cuma menjadi buah bibir kalangan sejarawan, sejumlah geolog kenamaan dunia juga mengagumi mereka. Para geolog tersebut mengakui, Bangsa Kozak memang pemberani, penjelajah, dan penemu wilayah terbuka sampai peradaban mereka meluas di belahan utara Benua Asia. Bahkan, merekalah yang dianggap pertama kali menemukan Semenanjung Kamchatka dan menyeberangi Selat Bering. Di Selat Bering, mereka melewati Alaska hingga pantai barat di Benua Amerika.

Sebelum Revolusi Bolshevik Oktober 1917, kalangan terpelajar Negeri Beruang Kutub mengetahui tentang orang Kozak sebagai manusia perbatasan yang menaklukkan dan mempersembahkan Siberia kepada Tsar Rusia sehingga membuka peluang bagi Kekaisaran Rusia untuk meluaskan daerah penjajahannya. Apalagi, selama berabad-abad, orang Kozak adalah pelindung tapal batas Rusia dari serbuan bangsa lain.

Ternyata, jasa Bangsa Kozak yang teramat besar itu seakan diabaikan penguasa baru Rusia, yakni kalangan Bolshevik atau orang komunis yang mendirikan Uni Sovyet sekaligus mengakhiri kekuasaan Tsar Rusia. Celakanya, generasi muda Uni Sovyet didoktrin untuk memusuhi orang Kozak. Bangsa Kozak diperkenalkan sebagai musuh kelas Bolshevik sejati. Atau sebagai orang yang menolak untuk menyetujui doktrin komunisme dan bentuk pemerintahan Uni Sovyet. Mereka dikatakan pula: "Karena keterbelakangan dan kekerasan hati mereka. Itu berakibat fatal. Pada masa Lenin, jutaan orang Kozak disebut-sebut dibantai. Tragis! (NOVH/Disarikan dari artikel Kolonel W.V. Chereshneff, www.cossack.org.uk)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELEPAS KOLEKSIAN, MELEPAS KENANGAN (BAGIAN 1)