DIJAMIN [TIDAK] LUNTUR
HARI ini sekitar 155 juta warga Indonesia mencoblos di tempat pemungutan suara. Pemilihan langsung presiden tersebut adalah bersejarah lantaran yang pertama kali setelah hampir 59 tahun republik tercinta ini merdeka. Kelima pasangan capres-cawapres juga turut mencoblos di TPS masing-masing. Siapakah yang bakal menduduki kursi RI-1 dan RI2? Tak mudah menjawabnya meski pasangan Wiranto-Gus Solah, Megawati-Muzadi, dan Amien-Siswono mungkin bakal menang. Komisi Pemilihan Umum sendiri mengklaim membutuhkan waktu sekitar sebelas hari untuk menghitung keseluruhan suara.
Namun di saat rakyat Indonesia tengah melangsungkan pesta demokrasi, Situs Berita Detik melansir sebuah berita yang mengejutkan. Bayangkan, tinta hitam untuk menandai pemilih yang sudah mencoblos, ternyata gampang luntur. Kejadian ini terjadi di sejumlah TPS di Jakarta dan Tangerang, Banten, serta di beberapa wilayah Indonesia timur. Kenyataan ini jelas mengejutkan pihak Panitia Pengawas Pemilu. Keruan saja, seorang anggota Panwas menyerukan agar para petugas TPS maupun KPPS mengawasi ketat pencoblosan di tempat masing-masing. Keadaan tersebut pun, tentunya, membuat para saksi dan pemantau harus bekerja ekstra ketat.
Aneh memang. Kok, tinta tersebut bisa luntur. Beda sekali saat pelaksanaan pemilu legislatif, 5 April silam. Ketika itu, tinta yang digunakan sangat pekat dan tak mudah hilang dalam beberapa hari. Bagaimana ini? Siapa yang harus bertanggung jawab, bila berita tersebut benar adanya? Yang jelas, pilpres hari ini memang diwarnai sejumlah kabar tak sedap. Sebut saja, isu "serangan fajar" atau praktik politik uang, dan selebaran gelap. Begitulah...
HARI ini sekitar 155 juta warga Indonesia mencoblos di tempat pemungutan suara. Pemilihan langsung presiden tersebut adalah bersejarah lantaran yang pertama kali setelah hampir 59 tahun republik tercinta ini merdeka. Kelima pasangan capres-cawapres juga turut mencoblos di TPS masing-masing. Siapakah yang bakal menduduki kursi RI-1 dan RI2? Tak mudah menjawabnya meski pasangan Wiranto-Gus Solah, Megawati-Muzadi, dan Amien-Siswono mungkin bakal menang. Komisi Pemilihan Umum sendiri mengklaim membutuhkan waktu sekitar sebelas hari untuk menghitung keseluruhan suara.
Namun di saat rakyat Indonesia tengah melangsungkan pesta demokrasi, Situs Berita Detik melansir sebuah berita yang mengejutkan. Bayangkan, tinta hitam untuk menandai pemilih yang sudah mencoblos, ternyata gampang luntur. Kejadian ini terjadi di sejumlah TPS di Jakarta dan Tangerang, Banten, serta di beberapa wilayah Indonesia timur. Kenyataan ini jelas mengejutkan pihak Panitia Pengawas Pemilu. Keruan saja, seorang anggota Panwas menyerukan agar para petugas TPS maupun KPPS mengawasi ketat pencoblosan di tempat masing-masing. Keadaan tersebut pun, tentunya, membuat para saksi dan pemantau harus bekerja ekstra ketat.
Aneh memang. Kok, tinta tersebut bisa luntur. Beda sekali saat pelaksanaan pemilu legislatif, 5 April silam. Ketika itu, tinta yang digunakan sangat pekat dan tak mudah hilang dalam beberapa hari. Bagaimana ini? Siapa yang harus bertanggung jawab, bila berita tersebut benar adanya? Yang jelas, pilpres hari ini memang diwarnai sejumlah kabar tak sedap. Sebut saja, isu "serangan fajar" atau praktik politik uang, dan selebaran gelap. Begitulah...
Komentar
Posting Komentar