PENGGALAN MAKNA DI ANTAH BERANTAH

DENGAN kecepatan cahaya, sinar redup dari jutaan tahun itu mendekati sebuah bintang di bibir galaksi antah berantah. Dia lelah, meski tak tersembul. Gravitasi bintang itu memang aneh. Teramat aneh, tapi sukar terjawab. Begitulah...

Saat menepi bintang,
sinar redup itu semakin meredup sampai hanyalah tinggal seberkas. Berkasan itu tiba-tiba berputar cepat, berpendar, dan meledak sehebat-hebatnya. Laksana partikel atom yang mendesak kian kemari kemudian memenggal diri seluas-luasnya. Ledakan maha dahsyat terjadi sudah.

Ternyata,
energi tiada tara itu tak sampai mematahkan kekuatan gravitasi sang bintang, apalagi meleburkannya. Dan, wujud terakhir sinar redup itu mengakui. Sang bintang tak bisa diusik sedemikian rupa...

Maka,
berembuklah kedua wujud itu laksana perundingan dua pihak yang bertempur sekian lama. Namun hanyalah kebisuan yang mendominasi. Tanpa ucapan klise, mata batin merekalah yang berbicara. Dan, mereka berkehendak tanpa sepotong ucapan jua. Keduanya sama-sama memahami dan memaknai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELEPAS KOLEKSIAN, MELEPAS KENANGAN (BAGIAN 1)