BURUK SANGKA = ZALIM
(Al'amru bil-ma'ruf wannahyu'anil-mun'kar)
(Al'amru bil-ma'ruf wannahyu'anil-mun'kar)
ALLAH SWT berfirman (terjemahannya): Mengapa pada waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak berbaik sangka terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: "Ini adalah satu berita bohong yang nyata." (An-Nur, 24:12)
Inilah sepatutnya sikap masyarakat mukmin yang mengambil berat antara satu sama lain. Allah berfirman (terjemahannya): Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. (At-Taubat, 9:71)
Rasulullah SAW bersabda (maksudnya): "Seorang muslim itu merupakan saudara kepada muslim yang lain. (Oleh itu) dia tidak boleh menzalimi atau membiarkannya telantar." (Muttafaqun 'alaihi.)
Pengertian "tidak membiarkannya" dalam hadis di atas ialah tidak melepaskannya atau meninggalkannya begitu saja dalam menghadapi kesukaran.
Rasulullah SAW. juga bersabda (maksudnya): "Tolonglah saudaramu sama ada dia zalim atau dizalimi."
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, tentu kami akan menolongnya jika dia dizalimi. Tetapi bagaimanakah kami menolongnya jika dia sendiri berlaku zalim?
Rasulullah bersabda: "Dengan mencegahnya dari melakukan kezaliman. Begitulah cara menolongnya". (Muttafaqun 'alaihi)
Islam mewajibkan masyarakat muslim untuk menolong orang yang dizalimi daripada terus dianiaya oleh orang zalim tanpa mengira berapa tinggi derajat atau pangkat penzalim itu.
Hadis Nabi menjelaskan (maksudnya): "Jika kamu melihat umat-Ku takut untuk mengatakan kepada si zalim: wahai zalim, maka mereka ditinggalkan (Allah).
Setiap Muslim yang mengenal kebaikan pribadi saudaranya wajib membelanya jika ia mendengar saudaranya itu diberitakan secara buruk.
Satu hadis menyebutkan (maksudnya): Siapa yang membantah untuk (melindungi) maruah saudaranya, niscaya Allah akan menolak api neraka daripada wajahnya pada hari kiamat. (Riwayat Ahmad dan at-Tirmizi)
Komentar
Posting Komentar