TAPAK BERDERAP (14)

PAGI dan kicau burung kembali menyapa riang, namun titik besar di tengah telaga kecil itu menggelisahkan mata Sang Kembara. Perlahan seroja indah itu tenggelam di kebeningan kumpulan mata air tersebut. Mekar padma putih susu itu pun menguncup, entah menangisi telaga yang tak lagi bening atau karena ikan-ikan kecil enggan bermain di dekatnya. Ya, telaga memang tak lagi bening, begitu pula kerumunan ikan yang mungkin telah ke hilir.

Selayang kemudian, Sang Kembara merindu. Perasaan itu menggelisahkan lagi, tapi kali ini mengalun lembut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELEPAS KOLEKSIAN, MELEPAS KENANGAN (BAGIAN 1)