TAPAK BERDERAP (20)

TIRAI kabut tipis pagi ini menampar halus wajah Sang Kembara sehingga terjaga dari lelap. Arkian Kembara menuju tepi aliran air di ujung lain telaga. Dingin terasa saat air dibasuhkan ke muka. Segar pagi ini seiring pula sejuk hati Sang Kembara. Dan hanya sebuah nama yang tak jemu-jemu dan senantiasa teringat. Ya, hanyalah dirimu jua sang mutiara hati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELEPAS KOLEKSIAN, MELEPAS KENANGAN (BAGIAN 1)