TAPAK BERDERAP (28)

KARANG pinggir laut ini tetap tegar dan berkawan banyak camar. Mereka berbagi cerita tanpa lelah, seperti ombak yang senantiasa mengakrabi semuanya itu. Keakraban tanpa mengusik sekitar. Begitu pula saat ini, ketika Sang Kembara menggoreskan pena di selembar kertas ini.

Benar itu kau,
bila hendak jalan beriring,
tidak di belakang bayang-bayang, tak pula di muka
bayang-bayang.

Benar itu kau,
namun tanpa kata akankah dan ragu,
hanyalah hujan penenang gundah.

Benar itu kau,
bukan mengubah melainkan menjalani,
dan menapaki segala terjal
mendaki maupun curam menurun.

Benar itu kau,
jikalau sudi menyinari
dengan terang gemintang.
Bila pula tetap membuka
dan membaca lembaran-lembaran ini.

Benar itu kau,
dan tak perlu diganti cermin itu,
tidak perlu pula mencari permukaan air lain
Cermin itu ada di relung batin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELEPAS KOLEKSIAN, MELEPAS KENANGAN (BAGIAN 1)