TAPAK BERDERAP (31)
SANG Kembara terjaga dari buaian indah mimpinya ketiga merah oranye mentari menggelincir di ufuk barat. Ternyata samar-samar di ketinggian cakrawala timur terlihat Zohra berpendar malu-malu meski menghampiri juga pada akhirnya.
Hiasan langit paling benderang setelah Wulan itu riang menyapa Kembara. Arkian, Dewi Angkasa Timur itu menyunggingkan senyum terindah dengan kerlap cahayanya. Canda dan cumbu rayu silih berganti. Hangat terasa suasana, menepis batas rindu yang hampir bertepi.
Dan tak jauh di atas tampak jajaran kuntul terbang melintasi rawa laut. Mereka pun menyempatkan menyapa Kembara dan Zohra. Mesra suasana, menyambut datang musim bunga penghalau gulana hati.
SANG Kembara terjaga dari buaian indah mimpinya ketiga merah oranye mentari menggelincir di ufuk barat. Ternyata samar-samar di ketinggian cakrawala timur terlihat Zohra berpendar malu-malu meski menghampiri juga pada akhirnya.
Hiasan langit paling benderang setelah Wulan itu riang menyapa Kembara. Arkian, Dewi Angkasa Timur itu menyunggingkan senyum terindah dengan kerlap cahayanya. Canda dan cumbu rayu silih berganti. Hangat terasa suasana, menepis batas rindu yang hampir bertepi.
Dan tak jauh di atas tampak jajaran kuntul terbang melintasi rawa laut. Mereka pun menyempatkan menyapa Kembara dan Zohra. Mesra suasana, menyambut datang musim bunga penghalau gulana hati.
Komentar
Posting Komentar