MENGAPA...?
KETIKA banyak keresahan hampir memuncak di lobi lantai dua suatu gedung bertingkat di Jakarta. Keresahan lantaran hendak dicampakkan dan dicerabut dari apa yang selama ini menjadi kebanggaan akan eksistensi bersama. Eksistensi dalam dunia media maya yang selama ini dibela mati-matian. Namun tiga pekan terakhir pun berlalu sia-sia.
Sia-sia karena banyak jiwa tak lagi membulat. Jabat tangan tak lagi erat. Curiga pun berubah dendam amarah. Dan pada akhirnya kata maaf hanyalah hiasan di bibir. Padahal, perjalanan selama ini cukup panjang dan berliku, kawan.
KETIKA banyak keresahan hampir memuncak di lobi lantai dua suatu gedung bertingkat di Jakarta. Keresahan lantaran hendak dicampakkan dan dicerabut dari apa yang selama ini menjadi kebanggaan akan eksistensi bersama. Eksistensi dalam dunia media maya yang selama ini dibela mati-matian. Namun tiga pekan terakhir pun berlalu sia-sia.
Sia-sia karena banyak jiwa tak lagi membulat. Jabat tangan tak lagi erat. Curiga pun berubah dendam amarah. Dan pada akhirnya kata maaf hanyalah hiasan di bibir. Padahal, perjalanan selama ini cukup panjang dan berliku, kawan.
Komentar
Posting Komentar