TAPAK BERDERAP (38)
BERINGSUT dari puncak kegelisahan, akhirnya kian terjagalah Sang Kembara bahwasanya telaga teduh ini telah membius. Nyanyian alam memang sunyi belaka, namun kehidupan itu sendiri haruslah bergulir sebagaimana mestinya. Keluar dari jerat sunyi yang acap kali menampakkan kelam malam tak berbintang.
Kini, Kembara merindukan samudra. Mengarungi lautan lepas dengan terpaan badainya. Seperti gejolak jiwa saat ini menuju pengembaraan sejati menantang. Wahai sang bahari, kelana laut menjelang.
BERINGSUT dari puncak kegelisahan, akhirnya kian terjagalah Sang Kembara bahwasanya telaga teduh ini telah membius. Nyanyian alam memang sunyi belaka, namun kehidupan itu sendiri haruslah bergulir sebagaimana mestinya. Keluar dari jerat sunyi yang acap kali menampakkan kelam malam tak berbintang.
Kini, Kembara merindukan samudra. Mengarungi lautan lepas dengan terpaan badainya. Seperti gejolak jiwa saat ini menuju pengembaraan sejati menantang. Wahai sang bahari, kelana laut menjelang.
Komentar
Posting Komentar