TAPAK BERDERAP (39)

NYANYIAN desir angin telaga, kini berganti nyanyian debur ombak. Bulat merah mentari pun sesaat lagi menggelincir di ufuk barat. Namun, cakrawala senja keemasan masih membentang luas, mengalahkan pekat langit. Dan sebentar lagi jutaan kerlap-kerlip menghiasi langit, menawarkan sejuta kesunyian nan menggoda.

Di senja ini ombak silih berganti datang dan pergi. Dan hanyalah alunan debur ombak membentur bibir pantai saat Sang Kembara sampai di tepi laut ini. Sesaat kemudian dingin angin laut mengibarkan rambut panjangnya. Teringatlah Kembara akan si pemilik rambut terurai nun jauh di ufuk timur.

Ah, andai tangan ini dapat mengelus panjang gemulai rambutnya, tapi mengarungi badai di lautan lepas adalah pilihannya saat ini. Entah, bila nanti pemilik rambut terurai nan gemulai itu mau pula menerjang ganasnya ombak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELEPAS KOLEKSIAN, MELEPAS KENANGAN (BAGIAN 1)