JANGAN MENANGIS PAKISTAN
Rawalpindi: Kamis petang tragedi menghampiri sebuah taman di Rawalpindi, Pakistan. Tragis, teramat tragis. Pemimpin kharismatik negeri itu tewas di depan banyak pendukungnya saat berkampanye. Benazir Bhutto pun menemui ajal, menyusul sang ayah Zulfikar Ali Bhutto yang tewas di tiang gantungan 28 tahun silam.
"Saya melihat seorang pemuda melompat ke arah beliau (Benazir Bhutto) dari arah belakang dan mengeluarkan tembakan," ujar salah satu pimpinan Partai Kekuatan Rakyat Pakistan (Pakistan People`s Party), Sardar Qamar Hayyat. Ia hanya berjarak sekitar 10 meter dari arah Bhutto terbunuh di dalam mobil. Demikian seperti dilansir Associated Press, Kamis (27/12).
Jarak Sardar dengan sang pemimpin oposisi Pakistan yang sangat dekat itu jelas membuat dirinya terperanjat atas aksi tersebut. Dia pun melihat si pembunuh langsung kabur menggunakan sepeda motornya sebelum meledakkan diri. "Setelah itu, saya melihat dia kabur menggunakan kendaraannya," imbuh Sardar. Bhutto akhirnya tewas akibat luka tembak di leher dan dada. Luka yang diderita mantan Perdana Menteri Pakistan itu kian parah akibat aksi bom bunuh diri tersebut. Upaya menyelamatkan Bhutto dengan melarikannya ke Rumah Sakit Umum Rawalpindi pun sia-sia belaka.
Wasif Ali Khan, anggota Pakistan People`s Party (partai yang dipimpin Bhutto) mengatakan Benazir Bhutto meninggal di Rumah Sakit Umum Rawalpindi, pukul 18.16 waktu setempat. Adapun massa pendukung Bhutto yang marah berkumpul di depan rumah sakit. Mereka melampiaskan kemarahan dengan memecahkan pintu kaca unit gawat darurat rumah sakit tersebut. Sejumlah pendukung setia lainnya menangis sambil meneriakkan slogan-slogan mengecam Presiden Pervez Musharraf.
Tak lama kemudian, Nawaz Sharif, pemimpin oposisi Pakistan selain Bhutto, tiba di RS Rawalpindi. Di depan pendukung Bhutto, dia berjanji akan melanjutkan perjuangan wanita mantan Perdana Menteri Pakistan itu. Adapun Bhutto meninggalkan tiga anak, yakni Bilawal, Bakhtwar, dan Aseefa. Mereka adalah buah pernikahan Bhutto dengan Asif Ali Zardari.
Benazir Bhutto memang menjadi target bom bunuh diri dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya pada 18 Oktober silam, ledakan bom juga mengguncang parade kepulangan Bhutto ke Karachi. Ini setelah dia diasingkan selama elapan tahun. Insiden itu menewaskan lebih dari 140 warga [baca: Korban Tewas di Karachi Masih Simpang Siur].
Sebagai salah seorang perempuan terkuat di dunia, kematian Benazir Bhutto sangat mengejutkan banyak kalangan, khususnya rakyat Pakistan. Mereka memang menantikan Bhutto kembali menduduki kursi Perdana Menteri Pakistan.
Benazir Bhutto lahir di Karachi, 21 Juni 1953. Putri pasangan Zulfikar Ali Bhutto dan Nusrat Bhutto ini merupakan salah seorang wanita Pakistan yang cerdas. Sejak muda, Benazir Bhutto memang akrab dengan dunia politik Pakistan yang sarat dengan permainan kotor. Tahanan rumah, pengkhianatan, dan pembunuhan memang telah dikenal Benazir Bhutto sejak masih berusia 24 tahun.
Semua itu dihadapi Benazir Bhutto semenjak penangkapan ayahnya yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri. Zulfikar Ali Bhutto dicopot dari jabatannya atas tuduhan korupsi dan konspirasi untuk menyingkirkan lawan politiknya. Namun pada akhirnya Bhutto tewas di tiang gatungan. Zulfikar kemudian digantikan oleh lawan politiknya, Zia Ulhaq.
Bak kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya, Benazir Bhutto pun akhirnya menapaki dunia politik Pakistan. Layaknya dinasti Nehru-Gandhi di India, Benazir pun membangun kembali dinasti Bhutto di kancah perpolitikan Pakistan.
Tahun 1988 adalah pencapaian pertama Benazir Bhutto. Partai Kekuatan Rakyat Pakistan atau PPP yang dipimpinnnya berhasil memenangi pemilu legislatif pertama di Pakistan sejak negara itu didirikan pada 1979. Dan pada usia 35 tahun, ia dilantik menjadi perdana menteri wanita pertama Pakistan. Berbagai langkah pembaruan pun diluncurkan. Antara lain pemberdayaan wanita dan reformasi Pakistan.
Sayangnya, belum lagi upaya itu membuahkan hasil, Benazir Bhutto pun harus menghadapi tuduhan korupsi, seperti yang pernah dihadapi ayahnya. Dia pun akhirnya dipecat dari jabatan perdana menteri pada tahun 1990. Kondisi serupa terulang pada tahun 1996, tiga tahun pascaterpilihnya kembali Benazir Bhutto sebagai perdana menteri. Keadaan ini memaksa ia mengasingkan diri ke luar negeri.
Kendati demikian, di mata rakyat Pakistan, Benazir Bhutto tetaplah seorang tokoh yang populis. Kepulangannya ke Pakistan, Oktober silam menjadi buktinya. Dia pun disambut hangat oleh sebagian besar rakyat Pakistan. Mereka melihat Benazir Bhutto sebagai sosok pemimpin yang mampu menggantikan Presiden Pervez Musharraf yang dinilai sewenang-wenang.
Kini, Benazir Bhutto telah pergi, sebelum berhasil menuntaskan perjuangan untuk mengembalikan kehidupan demokrasi di Pakistan, serta membersihkan negerinya dari kelompok teroris. Dan bagi pendukungnya, Benazir Bhutto meninggalkan kenangan akan seorang pemimpin yang pemberani dan teguh dalam memperjuangkan cita-citanya. Tentunya, demi rakyat Pakistan yang dicintainya. Selamat jalan Benazir Bhutto dan jangan menangis Pakistan. Dunia pun turut berkabung.(ANS)
Bhutto Tewas Ditembak, Rakyat Pakistan Menangis
Rawalpindi: Kamis petang tragedi menghampiri sebuah taman di Rawalpindi, Pakistan. Tragis, teramat tragis. Pemimpin kharismatik negeri itu tewas di depan banyak pendukungnya saat berkampanye. Benazir Bhutto pun menemui ajal, menyusul sang ayah Zulfikar Ali Bhutto yang tewas di tiang gantungan 28 tahun silam.
"Saya melihat seorang pemuda melompat ke arah beliau (Benazir Bhutto) dari arah belakang dan mengeluarkan tembakan," ujar salah satu pimpinan Partai Kekuatan Rakyat Pakistan (Pakistan People`s Party), Sardar Qamar Hayyat. Ia hanya berjarak sekitar 10 meter dari arah Bhutto terbunuh di dalam mobil. Demikian seperti dilansir Associated Press, Kamis (27/12).
Jarak Sardar dengan sang pemimpin oposisi Pakistan yang sangat dekat itu jelas membuat dirinya terperanjat atas aksi tersebut. Dia pun melihat si pembunuh langsung kabur menggunakan sepeda motornya sebelum meledakkan diri. "Setelah itu, saya melihat dia kabur menggunakan kendaraannya," imbuh Sardar. Bhutto akhirnya tewas akibat luka tembak di leher dan dada. Luka yang diderita mantan Perdana Menteri Pakistan itu kian parah akibat aksi bom bunuh diri tersebut. Upaya menyelamatkan Bhutto dengan melarikannya ke Rumah Sakit Umum Rawalpindi pun sia-sia belaka.
Wasif Ali Khan, anggota Pakistan People`s Party (partai yang dipimpin Bhutto) mengatakan Benazir Bhutto meninggal di Rumah Sakit Umum Rawalpindi, pukul 18.16 waktu setempat. Adapun massa pendukung Bhutto yang marah berkumpul di depan rumah sakit. Mereka melampiaskan kemarahan dengan memecahkan pintu kaca unit gawat darurat rumah sakit tersebut. Sejumlah pendukung setia lainnya menangis sambil meneriakkan slogan-slogan mengecam Presiden Pervez Musharraf.
Tak lama kemudian, Nawaz Sharif, pemimpin oposisi Pakistan selain Bhutto, tiba di RS Rawalpindi. Di depan pendukung Bhutto, dia berjanji akan melanjutkan perjuangan wanita mantan Perdana Menteri Pakistan itu. Adapun Bhutto meninggalkan tiga anak, yakni Bilawal, Bakhtwar, dan Aseefa. Mereka adalah buah pernikahan Bhutto dengan Asif Ali Zardari.
Benazir Bhutto memang menjadi target bom bunuh diri dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya pada 18 Oktober silam, ledakan bom juga mengguncang parade kepulangan Bhutto ke Karachi. Ini setelah dia diasingkan selama elapan tahun. Insiden itu menewaskan lebih dari 140 warga [baca: Korban Tewas di Karachi Masih Simpang Siur].
Sebagai salah seorang perempuan terkuat di dunia, kematian Benazir Bhutto sangat mengejutkan banyak kalangan, khususnya rakyat Pakistan. Mereka memang menantikan Bhutto kembali menduduki kursi Perdana Menteri Pakistan.
Benazir Bhutto lahir di Karachi, 21 Juni 1953. Putri pasangan Zulfikar Ali Bhutto dan Nusrat Bhutto ini merupakan salah seorang wanita Pakistan yang cerdas. Sejak muda, Benazir Bhutto memang akrab dengan dunia politik Pakistan yang sarat dengan permainan kotor. Tahanan rumah, pengkhianatan, dan pembunuhan memang telah dikenal Benazir Bhutto sejak masih berusia 24 tahun.
Semua itu dihadapi Benazir Bhutto semenjak penangkapan ayahnya yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri. Zulfikar Ali Bhutto dicopot dari jabatannya atas tuduhan korupsi dan konspirasi untuk menyingkirkan lawan politiknya. Namun pada akhirnya Bhutto tewas di tiang gatungan. Zulfikar kemudian digantikan oleh lawan politiknya, Zia Ulhaq.
Bak kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya, Benazir Bhutto pun akhirnya menapaki dunia politik Pakistan. Layaknya dinasti Nehru-Gandhi di India, Benazir pun membangun kembali dinasti Bhutto di kancah perpolitikan Pakistan.
Tahun 1988 adalah pencapaian pertama Benazir Bhutto. Partai Kekuatan Rakyat Pakistan atau PPP yang dipimpinnnya berhasil memenangi pemilu legislatif pertama di Pakistan sejak negara itu didirikan pada 1979. Dan pada usia 35 tahun, ia dilantik menjadi perdana menteri wanita pertama Pakistan. Berbagai langkah pembaruan pun diluncurkan. Antara lain pemberdayaan wanita dan reformasi Pakistan.
Sayangnya, belum lagi upaya itu membuahkan hasil, Benazir Bhutto pun harus menghadapi tuduhan korupsi, seperti yang pernah dihadapi ayahnya. Dia pun akhirnya dipecat dari jabatan perdana menteri pada tahun 1990. Kondisi serupa terulang pada tahun 1996, tiga tahun pascaterpilihnya kembali Benazir Bhutto sebagai perdana menteri. Keadaan ini memaksa ia mengasingkan diri ke luar negeri.
Kendati demikian, di mata rakyat Pakistan, Benazir Bhutto tetaplah seorang tokoh yang populis. Kepulangannya ke Pakistan, Oktober silam menjadi buktinya. Dia pun disambut hangat oleh sebagian besar rakyat Pakistan. Mereka melihat Benazir Bhutto sebagai sosok pemimpin yang mampu menggantikan Presiden Pervez Musharraf yang dinilai sewenang-wenang.
Kini, Benazir Bhutto telah pergi, sebelum berhasil menuntaskan perjuangan untuk mengembalikan kehidupan demokrasi di Pakistan, serta membersihkan negerinya dari kelompok teroris. Dan bagi pendukungnya, Benazir Bhutto meninggalkan kenangan akan seorang pemimpin yang pemberani dan teguh dalam memperjuangkan cita-citanya. Tentunya, demi rakyat Pakistan yang dicintainya. Selamat jalan Benazir Bhutto dan jangan menangis Pakistan. Dunia pun turut berkabung.(ANS)
Bhutto Tewas Ditembak, Rakyat Pakistan Menangis
Komentar
Posting Komentar