TAPAK BERDERAP (41)

SANG Kembara siuman saat lidah ombak menampar wajahnya. Kelopak matanya pun mengerjap, sekejap kemudian pandangannya langsung menyapu sekeliling. Hanyalah pasir putih terhampar luas yang ditingkahi suara ombak bergulung menuju bibir pantai. Ternyata badai semalam mengempaskan tubuh Kembara ke tepian pantai nan sunyi.

Dan sesaat lalu senja baru pamit di ufuk barat. Hampir gulita lantaran malam kembali tak berbintang. Pun demikian laut lepas di kejauhan, sisa-sisa badai tampak di ujung cakrawala kelam.

Tanpa berlama-lama Kembara bangkit melanjutkan perjalanan, menembus kelam malam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELEPAS KOLEKSIAN, MELEPAS KENANGAN (BAGIAN 1)