PELOPOR PENDAKIAN GUNUNG DAN PEMANJATAN TEBING DI NUSANTARA

#

Nusantara yang terdiri dari puluhan ribu pulau dilewati dua sirkum pegunungan, yaitu Mediterania dan Pasifik. Gunung-gunung berapi maupun nonberapi dengan beragam ketinggian ada di Indonesia. Meski tak ada catatan tertulis mengenai orang yang pertama kali mendaki di setiap gunung, penduduk setempat berkeyakinan bahwa nenek moyang mereka pernah merintis atau sampai ke puncak. Begitu pula upaya pemanjatan tebing, terutama di pesisir pantai. Buktinya, sejak masa silam, banyak pengunduh sarang burung walet gua di tebing-tebing Kalimantan Timur dan Karang Bolong, Banten.

#

Inilah daftar sebagian upaya pendakian atau pemanjatan yang sempat tercatat atau sukses:

1623
Yan Carstensz adalah orang Eropa pertama yang melihat "..... pegunungan yang sangat tinggi, di beberapa tempat tertutup salju !" di pedalaman Papua Barat. Salju itu sangat dekat ke khatulistiwa. Laporannya tak dipercaya di Eropa, padahal belum lama berselang diberitakan ada juga salju di Pegunungan Andes dekat khatulistiwa.

1899
Ekspedisi Kolonial Hindia Belanda pembuat peta di Papua menemukan kebenaran laporan Yan Carstensz, yang dibuat hampir tiga abad sebelumnya. Maka namanya diabadikan di situ.

1909
Ekspedisi Persatuan Ahli Burung dari Inggris (BPUE) memasuki rawa-rawa sebelah selatan kawasan Carstensz. Dalam 16 bulan mereka kehilangan 16 orang anggota mati dan 120 sakit.

1912
Eks anggota ekspedisi BPUE 1090, Dr.A.F.R. Wallaston kembali ke Papua bersama C. Bodden Kloss, dengan 224 kuli pengangkut barang dan serdadu. Tiga jiwa melayang.

1936
Dr A.H. Colijn, manajer umum perusahaan minyak Belanda dekat Sorong, dan geolog Dr J.J. Dozy menemukan bijih tembaga di kawasan dinding timur Gletser Moriane, tak jauh dari kawasan Carstensz, Papua.

1941
Ekspedisi Archbold menemukan Lembah Baliem, kantung Suku Dani dengan tingkat kebudayaan yang amat tinggi, di tengah belantara yang seolah tak berbatas dan tak tertembus. Papua kian jadi perhatian ilmuwan-ilmuwan dunia.

1958
Lapangan terbang perintis dibuka pada beberapa lokasi di Papua, membangkitkan semangat para pendaki gunung untuk menjajal Carstensz, sang perawan salju di khatulistiwa.

1960
Tebing 48 Citatah mulai digunakan sebagai ajang latihan bagi pasukan TNI Angkatan Darat.

1961
Ekspedisi dari Selandia Baru coba mendaki Carstensz Pyramide tapi mengalami kegagalan sebab keterlambatan dukungan logistik lewat jembatan udara.

1962
Puncak Cerstensz Pyramide akhirnya berhasil digapai oteh tim Heinrich Heiner. Juga Puncak Eidenburg didekatnya, oleh ekspedisi yang dipimpin oleh Phillip Temple.

1963
Seorang ahli gletser yang baru kembali dari Antartika berusaha mendaratkan pesawat terbangnya di di Puncak Jaya, dekat Carstensz. Untung angin kencang mengurungkan niatnya, sebab salju tebal di sana terlalu lunak sebagai landas pacu. Tapi buntutnya, dua pesawat DC 3 kandas di lereng utara dan selatannya, pada ketinggian sekitar 4.300 meter.

1964
Beberapa pendaki Jepang serta tiga orang ABRI, Fred Athaboe, Sudarto dan Sugirin, yang tergabung dalam Ekspedisi Cendrawasih, berhasil mencapai Puncak Carstensz (4.884 m) di Papua. Dua perkumpulan pendaki gunung tertua lahir, Mapala Ul di Jakarta dan Wanadri di Bandung. Tahun ini dianggap awal sejarah pendakian gunung di Indonesia.

1968
Napas segar bagi para pendaki, sejumlah lapangan terbang milik misi Katolik dibuka di Papua. Tapi dasar sial, hampir bersamaan dengan itu Pemerintah Rl tidak lagi mengeluarkan izin pendakian di kawasan Carstensz.

1969
Soe Hok Gie dan ldhan Lubis (pendiri Mapala UI) gugur di Gunung Semeru, Jawa Timur, terkena gas beracun.

1971
Kawasan Carstensz kembali dibuka untuk pendakian, segera diserbu oleh ekspedisi-ekspedisi dari Australia, Jerman, AS, bahkan Hongkong. Tahun ini pula Mapala UI berhasil mencapai Puncak Jaya, antara lain oleh Herman O. Lantang dan Rudy Badil, orang-orang sipil Indonesia pertama.

1976
Harry Suliztiarto tak sanggup lagi menahan obsesinya. Dengan tali nilon dia mulai latihan panjat memanjat di Citatah, Padalarang, Jabar, dan di-belay oleh pembantu rumahnya. Inilah tonggak awal pertama panjat tebing modern di Indonesia.

1977
Skygers Amateur Rock Climbing Group didirikan di Bandung oleh Harry Suliztiaito, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu, Deddy Hikmat. Inilah awal tersebarnya kegiatan panjat tebing di Indonesia.

1979
Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium, Taman Ismail Marzuki.

1980
Tebing Parang untuk pertama kalinya oleh tim Institut Teknologi Bandung, di bawah pimpinan Harry Sulisztiarto. Wanadri untuk pertama kalinya menyelenggarakan ekspedisi ke Carstensz di Pegunungan Jayawijaya. Skygers menyelenggarakan sekolah panjat tebing untuk pertama kalinya. Sampai kini belum ada lagi kelompok yang membuat pendidikan panjat tebing untuk umum seperti ini.

1981
Dua ekspedisi Indonesia sekaligus di dinding Selatan Carstensz, Mapala Ul dan ITB. Seorang anggota tim Mapala Ul, Hartono Basuki, gugur di sini. Jayagiri dari Bandung mengirimkan Danardana mengikuti sekolah pendaki gunung di Glenmore Lodge, Skotlandia, dilanjutkan pendakian Matterhorn di Swiss.

1982
Jayagiri kembali mengirimkan orang, Irwanto, ke sekolah pendakian di ISM, Swiss, dilanjutkan ekspedisi empat orang ke Mont Blanc di Perancis, dan Matterhorn serta Monte Rosa di Swiss. Ahmad dari kelompok Gideon Bandung tewas terjatuh di Tebing 48 Citatah, korban pertama panjat tebing di Indonesia.

1984
Universitas Gadjah Mada (Mapagama) mengirimkan Tim Ekspedisi Gajah Mada ke Irianjaya atau Papua. Tim panjatnya berhasil mencapai puncak Carstensz Pyramide melalui jalur normal. Tebing Lingga di Trenggalek, Jawa Timur, serta tebing pantai Uluwatu di Bali, berhasil dipanjat oleh kelompok Skygers bersama GAP (Gabungan Anak Petualang) dari Surabaya.

1985
-Tebing Serelo di Lahat, Sumatra Selatan, berhasil dipanjat oleh tim yang menamakan
dirinya Ekspedisi Anak Nakal.
-Ekspedisi Mapala Ul gagal mencapai Puncak Chulu West (6.584 m) di Himalaya, Nepal.
-Ekspedisi Jayagiri gagal memanjat Eiger Nordwand.
-Tim Sabhawana SMAN 3 Jakarta Selatan dan SMAN 1 Bandung memanjat dinding barat Tebing Parang
(400 m), Purwakarta, Jawa Barat.

1986
-Kelompok gabungan Exclusive berhasil memanjat Tebing Bambapuang di selatan Toraja, Sulawesi
Selatan.
-Kelompok UKL (Unit Kenal Lingkungan) Univeritas Padjadjaran Bandung memanjat tebing
Gunung Lanang di Jawa Timur.
-Pemanjat-pemanjat Jayagiri Bandung merampungkan Dinding Ponot di air terjun Sigura-gura,
Sumatera Utara.
-Ekspedisi Jayagiri mengulang pemanjatan Eiger, berhasil, menciptakan lintasan baru. Mapala
Ul mengirimkan ekspedisi ke Puncak Kilimanjaro (5.895 m) di Afrika antara lain Don Hasman
(Wartawan Mutiara).

1987
-Empat Anggota Ekspedisi Aranyacala Universitas Trisakti tewas diserang Gerombolan Pengacau
Irian dalam perjalanan menuju Jayawijaya.
-Ekspedisi Wanadri menyelesaikan pemanjatan Tebing Batu Unta di Kalimantan Barat.
-Tim Trupala SMAN 6 Jaksel memanjat tebing Bukit Gajah di Jawa Tengah.
-Bukit Sepikul di Jawa Timur disantap Skygers.
-Tim Kamapala SMAN 55 Jakarta Selatan memanjat dinding timur Tebing Parang, Purwakarta, Jabar.
-Beberapa ekspedisi dan pendaki Indonesia dikirimkan keluar negeri.
-Mapala Ul ke Puncak Chimborazo (6.267 m) dan Cayambe (gagal) di Pegunungan Andes,
Amerika Selatan.
-Ekspedisi Wanita Indonesia Mendaki Himalaya ke lmja Tse, Himalaya, hampir bersamaan dengan itu
dua anggota Ekspedisi Jayagiri Saddle Marathon yang sedianya berambisi memanggul sepeda ke
puncak. Namun, mereka terhadang birokrasi Nepal.
-Di Afrika, ekspedisi sepeda ini berhasil mencapal puncak tertingginya, Kilimanjaro (5.895 m)
dan Mount Kenya (5.199 m, tanpa sepeda).
-Ekspedisi Wanadri gagal mencapai Puncak Vasuki Parbat (6.792 m) di Garhwal Himalaya, India. -
Lomba panjat tebing pertama di Indonesia dilaksanakan di tebing pantai Jimbaran, Ball.

1988
-Dinding panjat buat pertama kali diperkenalkan di Indonesia, dibawa oleh empat pemanjat
Prancis yang diundang atas kerjasama Kantor Menpora dengan Kedubes Perancis di Jakarta. Mereka
juga sempat memberikan ilmu lewat kursus singkat kepada pemanjat-pemanjat Indonesia. Bersamaan
dengan itu lahir Federasi Panjat Gunung & Tebing Indonesia, diketuai Harry Suliztiarto.
-Ekspedisi panjat tebing pertama yang dilakukan sepenuhnya oleh wanita, Ekspedisi Putri
Parang Aranyacala, Tower III. Sedangkan kelompok putranya memanjat Tebing Gunung Kembar di
Citeureup, Bogor.
-Ekspedisi UKL Unpad Bandung di Batu Unta (900 m), Kalimantan Barat, kehilangan seorang
anggotanya, Yanto Martogi Sitanggang yang jatuh bebas.
-Speed climbing pertama di Indonesia dilakukan oleh pemanjat Bandung Sandy dan Jati di
dinding utara Parang, tiga jam. Sekaligus pemanjatan big wall pertama tanpa menggunakan alat
pengaman sama sekali, keduanya hanya dihubungkan dengan tali.
-Lomba panjat tebing buatan pertama dilakukan di Bandung, mengambil dinding gardu listrik.
Ekspedisi Wanadri berhasil menempatkan tiga pendakinya di Puncak Pumori (7.145 m) di
Himalaya, Nepal, disusul pasangan Hendricus Mutter dan Vera dari Jayagiri mendaki Imja Tse
(6.189 m), tanpa bantuan sherpa.
-Di Alpen, Swiss, Ekspedisi Jayagiri Speed Climbing gagal memenuhi target waktu dua hari
pemanjatan dinding utara Eiger, mulur menjadi lima hari. Sedangkan ekspedisi dari Pataga
Jakarta berhasil menciptakan lintasan baru di dinding yang sama.
-Di Yosemite, AS, Sandy Febyanto dan Jati Pranoto dari Jayagiri memanjat Tebing Half Dome
(gagal memecahkan retor John Bachar & Peter Croft 4,5 jam). Juga di Tebing El Capitan (gagal
memecahkan rekor 10,5 jam).

1989
-Awal tahun dunia panjat tebing Indonesia merunduk dilanda musibah, gugurnya seorang pemanjat
terbaik Indonesia, Sandy Febyanto, jatuh di Tebing Pawon, Citatah. Tapi tak lama, semangat
almarhum seolah justru menyebar ke segala penjuru, memacu pencetakan prestasi panjat tebing
di Bumi Pertiwi ini.
-Tim Panjat Tebing Yogyakarta/TPTY melakukan ekspedisi ke Dinding Utara Carstensz tetapi gagal
mencapai puncak secara direct, namun jalur normal Carstensz berhasil dipanjat sebelumnya.
-Kembali kawasan Citeureup dirambah anak Aranyacala, kali ini Tebing Rungking.
-Arek-arek Young Pioneer dari Malang memanjat tebing Gajah Mungkur di seputaran dalam kawah
Gunung Kelud.
-Kemudian tim Jayagiri dalam persiapannya ke Lhotse Shar di Nepal, mematok target memanjati
semua pucuk-pucuk tebing sekeliling kawah Kelud tadi, tapi tak berhasil. Ekspedisi Lhotse Shar
itu sendiri batal berangkat.
-Tebing Uluwatu dipanjat ekspedisi putri yang kedua, dari Mahitala Unpar.
-Kelompok MEGA Universitas Tarumanegara melakukan Ekspedisi Maraton Panjat Tebing, beruntun di
tebing-tebing Citatah, Parang, Gajah Mungkur, dan berakhir di Uluwatu, dalam waktu hampir
sebulan, marathon panjat tebing pertama di Indonesia.
-Ekspedisi Putri Lipstick Aranyacala di Bambapuang, tapi musibah menimpa sebelum puncak
tergapai. Ali Irfan Batubara, fotografer tim, tewas tergelincir dari ketinggian.
-Tim Kamapala SMAN 55 Jakarta berhasil memanjat Bukit Serelo atau Telunjuk di Lahat, Sumsel.
-Tahun ini tercatat tak kurang dari sepuluh kejuaraan panjat dinding diselenggarakan di
Indonesia. Beberapa yang besar antara lain di Universitas Parahyangan Bandung, Universitas
Trisakti Jakarta, ISTN Jakarta, di Markas Kopassus Grup I Serang, dua kali oleh Trupala SMA-6
(di Balai Sidang dan Ancol), lalu SMA 70 Bulungan Jakarta, kelompok KAPA FT Ul, Geologi ITB.
-Mapala Ul bikin dua ekspedisi, Mount Cook (3.764 m) di Selandia Baru dan Puncak McKinley
(6.149 m) di Alaska.
-Empat anggota Wanadri mengikuti kursus pendakian gunung es di Rainier Mountaineering
Institute di AS, dilanjutkan dengan bergabung dengan ekspedisi AS ke Kangchenjunga di Himalaya.
-Di Alpen, Ekspedisi Wanita Alpen Indonesia berhasil pula merampungkan misinya, mendaki lima
puncak tertinggi di lima negara Eropa, Mont Blanc (4.807m, Perancis), Grand Paradiso (4.601
m, Italia), Marts Rosa (4634 m, Swiss), Grossgiockner (3.978 m, Austria) dan Zugsptee (2.964
m, Jerman Barat).
-Akhir tahun ini ditutup dengan gebrakan Budi Cahyono melakukan pemanjatan solo di Tower III
Tebing Parang. Artificial solo climbing pada big wall yang pertama di Indonesia.

1990
-Tim Kamapala SMAN 55 Jakarta gagal memanjat Bukit Unta (900 m). Mereka berhenti di ketinggian
450 m.

1991
Aryati menjadi wanita Asia pertama yang berhasil menjejakkan kakinya di Puncak Annapurna IV, Himalaya, pada Ekspedisi Annapurna Putri Patria Indonesia.
Tim Srikandi Tim Panjat Tebing Yogyakarta (enam orang) membuat jalur di Bukit Tanggul, Tulung Agung, Jawa Timur.

1992
-Dunia petualangan Indonesia kembali berduka karena kehilangan dua orang terbaiknya, Norman
Edwin dan Didiek Syamsu, anggota Mapala UI tewas di terjang badai di Gunung Aconcagua,
Argentina.
-Ekspedisi Pemanjat Putri Indonesia menjejakkan kakinya di Puncak Tebing Cima Ovest, Tre Cime,
Italia.
-Ekspedisi Putri Khatulistiwa Tim Panjat Tebing Yogyakarta memanjat dinding utara Bukit Kelam,
Sintang, Kalimantan Barat.

1997
-Clara Sumarwati membuat kontroversi dalam pendakiannya di Everest, puncak tertinggi di
Pegunungan Himalaya. Banyak pihak yang meragukan kedua kakinya telah menjejak puncak
tertinggi di dunia itu.
-Pratu Asmujiono anggota pendaki dari Kopassus TNI AD menjadi orang pertama Indonesia yang
menjejakkan kakinya di puncak tertinggi Himalaya, Everest. Asmujiono berangkat bersama tim
Ekpedisi Everest Indonesia sebagai gabungan anggota Kopassus dan pendaki sipil lainnya.


(Diolah dari katalog Lomba Panjat Dinding Nasional dan berbagai sumber)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELEPAS KOLEKSIAN, MELEPAS KENANGAN (BAGIAN 1)