Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2003
PERWIRA DAN KSATRIA SORAK-sorai bergema dari alun-alun dekat Kraton Majapahit, ratusan tahun lampau. Ribuan rakyat baik muda dan tua mengerumuni sebuah arena di tengah alun-alun tersebut. Seorang pemuda bertubuh kekar tengah berhadapan dengan seekor lembu jantan yang nampaknya sangat buas. Binatang bertanduk ini mengais-ngais kaki belakangnya, siap menerjang musuhnya itu. Lenguhan dan dengus kencang terdengar dari kedua lubang hidung lembu tersebut. Hewan ini menatap lawannya dengan tajam. Sedetik kemudian, banteng ketaton ini menubruk sang pemuda yang hanya mengenakan sarung dan ikat kepala. Perempuan-perempuan sontak menjerit membayangkan tubuh lelaki tampan yang berdada bidang itu remuk. Wutt ... tak dinyana pria ini mampu berkelit. Dengan cekatan, dia kemudian menangkap kepala banteng ngamuk itu. Krak .... leher lembu jantan patah setelah sang pemuda memelintir tanduknya. Tubuh besar hewan itu pun ambruk menghujam bumi. Sekejap mengejang, banteng tersebut pun binasa. Adegan d
Lagi males nulis, nich. Cuma satu dalam benak gue, peace or not to be, wueeeeeeekk....... he..he..he....
MENGAPA M E M B E R O N T A K didedikasikan bagi yang merasa tertindas ( Tulisan Pertama dari Dua Tulisan ) PENA sejarah mencatat tak terhitung lagi darah yang tumpah ke bumi akibat pergolakan atau pemberontakan, sejak ribuan tahun lampau hingga kini. Makanya tak heran, bila timbul suatu pertanyaan mengenai sebab-musabab berkobarnya suatu pemberontakan. Seiring perkembangan zaman, rangkaian tudingan mungkin ditujukan kepada ekses sistem politik. Bukan apa-apa, soalnya urusan kuasa-menguasai, rebut-merebut, tindas-menindas acapkali ditengarai menjadi pangkal pokok suatu pemberontakan atau perlawanan dicetuskan. Patut pula tak dilupakan mengenai sejumlah keadaan sosial yang mematangkan situasi untuk memunculkan sebuah pergolakan di muka bumi. Dalam kerangka pemikiran seperti itulah, belum lama berselang, penulis mencoba membuka kembali ingatan ketika mengikuti mata kuliah Sejarah Gerakan Sosial. Dari perpustakaan ke perpustakaan, ternyata memang banyak ilmuwan yang men