Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2007
MIMPI BANGUN MIMPI Mimpi bangun mimpi, hampir tak mengira Mimpi bangun mimpi, hampir tak percaya Mimpi bangun mimpi, meninabobokan jua Mimpi bangun mimpi, berkali-kali pula Mimpi bangun mimpi, mimpi lagi? Cukup, beranjaklah... jangan mimpi!
ANGKARA PILU Bayang Kelam Kelu Sakit Bakar Amarah Angkara Pilu
LAKSA DAHAGA Jeritan menikam sukma kelam menyelubung purnama menggelepar tiada tara Tatkala itu kemarau asa ...laksa dahaga...
DAN JEMBATAN GANTUNG ITU KEMBALI PATAH MALAM minggu sehabis pulang kerja, aku melihat kondisi banjir di kawasan Pejaten Timur, Jakarta Selatan. Dari kejauhan, jalanan aspal menurun di daerah belakang stasiun itu tampak gelap karena aliran listrik padam. Banyak pengungsi korban banjir dan warga lalu lalang. "Ada sekitar dua ribu pengungsi," ungkap kawanku, relawan salah satu instansi negara. "Dan kurang diekspos stasiun televisi, nih," imbuhnya sembari pamit hendak mengkoordinasikan rekan-rekannya dari sejumlah lembaga atau organisasi. Dua hari itu, ia memang sibuk. Ia pun segera membaur di tengah relawan lainnya. Aku pun turun ke bawah menuju permukiman di bantaran Kali Ciliwung yang kelelep banjir. Ternyata, lidah air bah kali ini sudah menyentuh warung Bang Oman. Ini berarti lebih parah ketimbang banjir besar pada tahun 1996. Tak lama kemudian, aku mendengar kabar jembatan gantung yang menghubungkan kawasan Pejaten Timur dan Condet, Jakarta Timur, putus diterjang
BANJIR DAN SENDA GURAU ITU MALAM ini malam kelima musibah banjir siklus 30 tahunan (seperti dikatakan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto) mendera sebagian wilayah Jakarta dan sekitarnya. Lebih dari 200 ribu orang pun terpaksa mengungsi meninggalkan rumah mereka yang tergenang, bahkan kelelep banjir bandang. Sejak Jumat silam, jalanan banyak tergenang air atau sama sekali tak bisa dilewati. Praktis, kemacetan ada di mana-mana dan gilanya berlangsung hingga tengah malam. Dan hingga Senin ini banyak orang yang tak pergi bekerja lantaran turut mengungsi ataupun terjebak banjir yang mengepung Jakarta. Denyut perekonomian di ibu kota republik ini pun seakan lumpuh dalam beberapa hari terakhir. Luapan sebagian besar sungai dari belasan sungai yang membelah Ibu Kota kali ini mengulangi kejadian serupa pada tahun 1996 dan 2002. Bahkan ada yang mengatakan lebih dahsyat. Ini mungkin dilihat dari bejibunnya orang mengungsi dan dampak kerusakan yang ditimbulkan air bah. Adapun pada lima tahun si