Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2006
TAPAK BERDERAP (15) TERATAI itu menepi, namun halus sulurnya mencengkeram dasar telaga, tak tecerabut. Lebar daun padma itu hampir tangkup, Sang Kembara pun membentangkannya dan melayarkan lagi ke tengah. Biarlah seroja putih itu bersemayam di sana walau telaga tak sebening dahulu. Setidaknya, ya setidaknya, penuh sunyi dan damai.
TAPAK BERDERAP (14) PAGI dan kicau burung kembali menyapa riang, namun titik besar di tengah telaga kecil itu menggelisahkan mata Sang Kembara. Perlahan seroja indah itu tenggelam di kebeningan kumpulan mata air tersebut. Mekar padma putih susu itu pun menguncup, entah menangisi telaga yang tak lagi bening atau karena ikan-ikan kecil enggan bermain di dekatnya. Ya, telaga memang tak lagi bening, begitu pula kerumunan ikan yang mungkin telah ke hilir. Selayang kemudian, Sang Kembara merindu. Perasaan itu menggelisahkan lagi, tapi kali ini mengalun lembut.