Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2007
TAPAK BERDERAP (38) BERINGSUT dari puncak kegelisahan, akhirnya kian terjagalah Sang Kembara bahwasanya telaga teduh ini telah membius. Nyanyian alam memang sunyi belaka, namun kehidupan itu sendiri haruslah bergulir sebagaimana mestinya. Keluar dari jerat sunyi yang acap kali menampakkan kelam malam tak berbintang. Kini, Kembara merindukan samudra. Mengarungi lautan lepas dengan terpaan badainya. Seperti gejolak jiwa saat ini menuju pengembaraan sejati menantang. Wahai sang bahari, kelana laut menjelang.
TAPAK BERDERAP (37) * KEMARAU menghampiri telaga itu. Sang Kembara pun berhenti sejenak setelah sekian lama melangkah melintasi hari-hari, gelap maupun terang, dalam pemahaman makna semu dan nyata. Kering pada musim ini memang tak terkira. Dan hanyalah keteduhan tepian telaga yang bisa sedikit membasuh keletihan jiwa Kembara, kendati keletihan itu sendiri sulit diingkari. Letih ini memang tetap ada, walau tak terasakan lantaran adanya pemahaman arti kehidupan. Letih di musim ini juga tak menggoyahkan langkah Sang Kembara. Lintasan panjang masih terbentang, menanti ditelusuri dan dikaribkan. Dan adakah penantian yang tersisa padamu? * setelah mendengar lantunan Kembara Lintas Panjang (Ebiet G. Ade)