Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2005
PENGGALAN MAKNA DI ANTAH BERANTAH DENGAN kecepatan cahaya, sinar redup dari jutaan tahun itu mendekati sebuah bintang di bibir galaksi antah berantah. Dia lelah, meski tak tersembul. Gravitasi bintang itu memang aneh. Teramat aneh, tapi sukar terjawab. Begitulah... Saat menepi bintang, sinar redup itu semakin meredup sampai hanyalah tinggal seberkas. Berkasan itu tiba-tiba berputar cepat, berpendar, dan meledak sehebat-hebatnya. Laksana partikel atom yang mendesak kian kemari kemudian memenggal diri seluas-luasnya. Ledakan maha dahsyat terjadi sudah. Ternyata, energi tiada tara itu tak sampai mematahkan kekuatan gravitasi sang bintang, apalagi meleburkannya. Dan, wujud terakhir sinar redup itu mengakui. Sang bintang tak bisa diusik sedemikian rupa... Maka, berembuklah kedua wujud itu laksana perundingan dua pihak yang bertempur sekian lama. Namun hanyalah kebisuan yang mendominasi. Tanpa ucapan klise, mata batin merekalah yang berbicara. Dan, mereka berkehendak tanpa sepotong ucapan ju
MENANTI CAHAYA HATIKU (Penantian Seorang Teman Terdekat ) RODA kereta itu mulai berputar saat diriku tengah menatap tepian rel. Bukan...bukan itu yang kunanti. Kembali kutarik kedua kakiku dan kuikat kedua lututku dalam satu pelukan. Dan, kujadikan tumpuan bagi kepalaku yang cuma satu. Kutengadah, kutengoki cakrawala yang mulai memerah. Biru terhalang dan mulai digerayangi merahnya cahaya di ufuk sana. Sesekali kuputar leher memastikan kapan keretaku tiba sampai birunya langit kembali pekat kemerahan kemudian hilang dalam gelapnya. Sampai hilang matahari tetap tak kunjung ada. Setengah tertidur kupicingkan mata, sesekali, dan mulai terasa meski tak terdengar. Tapi kutahu, mereka mengelilingiku seolah menatap genit dari kejauhan. Kuangkat kembali kepalaku, menengadah ke langit. Mulai kuhitung: satu...dua...tiga...sembilan... Aku berteriak, "Aku tak sendiri...!" Namun mereka tetap terdiam memandang kosong ke arahku seolah aku tak di sini lagi.Aku hanya bisa memelototi satu per
BIDADARA KEMBARKU DAN BIDADARI MUNGILKU LIMA purnama lewatlah sudah. Lima bulan setelah tiupan ruh ilahi itu kembali melayang pergi dari rahim bundanya. Pelan mengalun tapi pasti, duka ini terobati dengan kemunculan dua bidadara nan rupawan. Belum genap enam purnama, air mata kembali menetes pilu. Penuh pilu, teramat malah. Tiupan ilahi kembali mengangkasa. Lagi-lagi, pelan mengalun dengan pasti. Duka pun kembali terbalut. Dengan kehendak-Nya pula, bidadari cantik tersebut tercipta. Dan kini, dua bidadara dan satu bidadari kecilku itu menghiasi mimpi.
HEART OF STEEL by: Manowar Build a fire a thousand miles away To light my long way homeI ride a comet My trail is long to stay Silence is a heavy stone I fight the world and take all they can give There are times my heart hangs low Born to walk against the wind Born to hear my name No matter where I stand I’m alone Stand and fight Live by your heart Always one more try I’m not afraid to die Stand and fight Say what you feel Born with a heart of steel Burn the bridge behind you Leave no retreat There’s only one way home Those who laugh and crowd the path And cut each other’s throats Will fall like melting snow They’ll watch us rise with fire in our eyes They’ll bow their heads Their hearts will hang low Then we’ll laugh and they will kneel And know this heart of steel was Too hard to break Too hard to hold Stand and fight Live by your heart Always one more try I’m not afraid to die Stand and fight Say what you feel Born with a he
MENGGARIS ANGKASA, MENGGURAT BINTANG, MENUANG SUKMA Menggaris cakrawala luas angkasa, begitulah... Menggurat perlahan sebuah bintang, begitulah... Dan pada akhirnya... Menuang sukma dahaga
MENGASAH WAKTU, MENAJAM ASA Mengasah...ya, mengasah waktu yang kian berderu Menajam...ya, menajam asa yang kian melayang ... Menderu waktu diembus sendu Melayang asa diterjang malang ... Itu semua hanyalah untaian fatamorgana Fatamorgana kehidupan...